Saturday, May 7, 2016

Bukan New York

(c) aswan zanynu | ig: @aswanpov

CERITA tentang keriuhan yang asing menjadi tema sentral puisi-puisi Aan Mansyur ini. Dibandingkan dengan kumpulan puisi atau prosa Aan "Melihat Api Bekerja" (2015), saya merasa buku ini jauh lebih menarik. Mungkin karena kesatuan tema dan bahasanya yang lebih lugas untuk telinga orang kebanyakan. Kalau tidak salah hitung, ada 31 puisi di dalamnya. Harap maklum kalau salah, karena buku ini tanpa daftar isi. Puisi-puisi tersebar di sela-sela foto hitam putih beraliran street photograph. Kadang berhimpitan. Seperti sedang memperebutkan panggung untuk tampil. Semua foto sepertinya menggambarkan New York. Mungkin lho ya?!

Tapi saya sendiri tidak suka membaca New York sebagai sebuah kota di Amerika Serikat. Ini hanya kata yang dipinjam untuk menggambarkan tempat yang ramai sekaligus sunyi. Selain tema keterasingan, cinta dan kenangan juga jalin menjalin dalam beberapa puisinya. Simak petikan ini: "Kadang-kadang, kau pikir, lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang" (h.13). Atau ini: "Aku ingin istirahat mengingatmu, tapi kepalaku sudah jadi kamar tidurmu jauh sebelum aku mengenal namamu" (h.99). Sepertinya tanpa membayangkan film Ada Apa Dengan Cinta 2,  puisi-puisi Aan tetap gurih untuk dinikmati. Yang sedang jatuh cintah, boleh baca buku ini. Tetapi saya tidak merekomendasikan untuk mereka yang lagi patah hati. Maaf, mungkin Anda akan berhadapan dengan risiko gagal move on. @aswan #review

No comments:

Post a Comment