Friday, July 15, 2016

Reuni atau Apalah


TANPA sengaja saya menemukan meme ini di instagram. Satu atau dua hari setelah bertemu dengan teman-teman masa kuliah (S1) dulu. Pertemuan kami rasanya seru. Meme ini yang kembali mengusik kesadaran saya tentang betapa pentingnya setiap pertemuan. Khususnya dengan orang-orang baik yang pernah membuat hidup menjadi pantas dan bermakna untuk dilalui. Karena jika orang yang kita temui adalah orang yang buruk, saya selalu berdoa agar itu jadi pertemuan yang terakhir. Doa semua orang pun rasanya seperti itu, bukan?!

Saya tidak pernah menyangka dapat bertemu kembali dengan beberapa teman kuliah (S1) setelah lebih dari 20 puluh tahun berpisah. Lebaran 2016 kali ini memberi kado yang berbeda. Beberapa teman selalu menyebut label kandidat doktor. Bahkan ada yang sudah menyebut saya doktor. Saya percaya mereka tidak bermaksud memuji atau mengejek dengan sapaan itu. Mereka mungkin ingin berbagi kebanggaan saja. Karena setelah itu, mereka menyebut sejumlah nama teman lain yang sudah lebih dulu doktor.

aswan zanynu (c) 2016
Tapi itu bukan poinnya. Saya senang saya bisa berbaur kembali dengan mereka demi masa lalu. Tidak perlu membawa label atau pekerjaan yang dijalani saat ini. Berbagi cerita atau menertawakan masa lalu adalah kekayaan yang tak berkurang setiap kali dibagi. Mungkin sesekali bertanya tentang anak dan keluarga, atau tentang teman-teman lain yang belum sempat bertemu setelah sekian puluh tahun berlalu.

Orang menyebutnya reuni. Apapun itu, saya lebih suka jika momen itu jadi sesuat yang kembali pererat ikatan-ikatan yang sudah ada sebelumnya. Mereka bisa saja punya pekerjaan, kepentingan, atau bahkan afiliasi politik yang berbeda dengan kita. Tetapi jika mampu menata dan mencocokkannya itu semua dengan kehidupan kita, saya yakin akan menjadi hal yang menyenangkan. Setidaknya seperti mozaik yang elok dipandang. @aswan

No comments:

Post a Comment