"Bagaimana kalau nama makanan favoritmu," saya memberi opsi dengan nada putus asa, "Nasi goreng, mungkin?"
"Hmmm.. mainstream. Es Jeruk Hangat!" katanya yakin.
"Kenapa?"
"Biar beda saja."
Dan blog itu pun saya buat. Selang beberapa hari kemudian saya baru sadar bahwa nama itu tidak sekedar beda. Ada nuansa kontradiktif di dalamnya. Seperti hidup, tidak ada hitam atau putih saja. Semua warna bercampur aduk meski. Kombinasinya tidak dapat 100 persen kita kendalikan. Tidak jarang begitu abstrak hingga bertolak belakang satu sama lainnya. Es Jeruk Hangat mengajarkan pada saya bahwa di setiap ironi mungkin saja ada kelucuan. @aswan
No comments:
Post a Comment