Sunday, July 5, 2015

Es Jeruk Hangat

KAMI lama saling mendiskusikan kata atau frase yang pas untuk nama blog si Sulung. Bukan inisiatifnya sih untuk membuat blog. Sebagai ayah, saya menggunakan hak untuk mempengaruhi dia. Entah dia kemudian mau membuat blog karena kesadarannya atau karena buah dari tekanan yang saya berikan. Tapi saya menyukai dinamika yang terjadi dalam pemilihan nama. Semua nama yang kesannya serius berwibawa, kebarat-baratan, hingga yang aneh dan paling hancur, sudah saya ajukan.  
       "Bagaimana kalau nama makanan favoritmu," saya memberi opsi dengan nada putus asa, "Nasi goreng, mungkin?"
       "Hmmm.. mainstream. Es Jeruk Hangat!" katanya yakin.
       "Kenapa?"
       "Biar beda saja."
Dan blog itu pun saya buat. Selang beberapa hari kemudian saya baru sadar bahwa nama itu tidak sekedar beda. Ada nuansa kontradiktif di dalamnya. Seperti hidup, tidak ada hitam atau putih saja. Semua warna bercampur aduk meski. Kombinasinya tidak dapat 100 persen kita kendalikan. Tidak jarang begitu abstrak hingga bertolak belakang satu sama lainnya. Es Jeruk Hangat mengajarkan pada saya bahwa di setiap ironi mungkin saja ada kelucuan. @aswan

No comments:

Post a Comment