Tuesday, April 21, 2015

Cerita Tiga Kartini

TIGA perempuan itu duduk berkumpul. Masing-masing asyik dengan linting rokok di tangan. Sesekali menghisap lalu menyemburkan asapnya. Saya duduk di sebelah dalam kantin. Ada kaca yang memisahkan kami. Ini zona paling aman untuk aroma tembakau yang kuatnya melebihi daya tahan parfum atau deodoran yang bisa saya beli. Di kampus, memang jarang bisa melihat perempuan merokok dapat berkumpul dengan jumlah seperti ini. Ngobrol bebas sambil tertawa. Di atas meja, di sisi tas mereka, ada jas putih. Mereka sepertinya mahasiswa kedokteran. Bukan tentang merokok, mungkin tentang harapan dan kenyataan. Mereka yang tahu resep hidup sehat kan harusnya berperilaku sehat. Bukan begitu? Tetapi bukankah ada bagian dari hidup yang kerap sajikan kontradiksi seperti ini? Seperi film The God Father yang berkisah tentang seorang mafia kejam tapi sayang keluarga. Atau Three Days to Kill yang menceritakan mantan agen yang harus membunuh lagi agar dapat dekat dengan anak perempuannya. Tiga perempuan tadi mungkin tidak seperti mimpi Kartini tentang perempuan yang hari lahirnya sedang dirayakan –dengan berkebaya oleh perempuan lain– pada hari di mana saya melihat mereka. Tuh kan, ini kontradiksi (lagi). @aswan

No comments:

Post a Comment