Wednesday, June 10, 2015

Kunang-kunang di Beranda

MALAM belum terlalu larut. Aku dan kunang-kunang berbincang di beranda. "Kamu tahu apa yang berpendar itu?" tanyanya sambil menunjuk ke langit.
       "Bintang," kataku yakin.
"Bukan. Itu bukan bintang. Itu kunang-kunang. Mereka kakak-kakak kami."
       "Oh ya?!" aku sedikit membelalak. "Kok bisa?!"
"Bangsa kami sebenarnya berasal dari langit. Matahari itu adalah para pejantan yang bersatu. Cahayanya terik menyengat. Bulan itu adalah kunang-kunang betina yang membentuk konfigurasi tertentu secara berpola. Kalian menyebutnya bulan muda, bulan purnama, hingga bulan tua. Iya kan?"
       Aku mengangguk tapi dengan ekspresi tidak yakin.
"Percayalah. Apa yang aku katakan ini benar. Kami yang turun ke bumi adalah sekawanan anak kunang-kunang yang singgah bermain di waktu malam. Kami suka berbagi cerita dengan para petarung yang kalah."
       Aku tersenyum, "Baiklah. Aku percaya. Kamu masih punya cerita yang lain?"
"Masih. Masih ada," kata kunang-kunang yang lain. "Kamu masih mau mendengarkan?!"

@aswan

No comments:

Post a Comment